Laporan Fisika
PERCOBAAN PRISMA
Disusun oleh :
Wiwid Septiyardi (16)
SMA N 1 Jetis Bantul Yogyakarta
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fenomena alam ini hanya muncul sehabis hujan. Begitu indah sehingga menginspirasi banyak lagu, dongeng, dan legenda. Tapi dari kacamata sains, pelangi sangat sederhana. Itu cuma fisika optik semata.
Kunci terjadinya pelangi adalah pembiasan cahaya. Ketika dibiaskan, cahaya akan berubah arah. Biasanya pembelokan ini terjadi ketika cahaya pindah dari medium satu ke yang lain. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan berbeda dalam medium berlainan. Ketika memasuki prisma kaca, cahaya akan dibelokkan. Begitu pula jika keluar dari prisma.
Selain membiaskan cahaya, prisma memisahkan cahaya putih menjadi komponen warnanya. Warna cahaya yang berlainan ini berbeda frekuensinya, sehingga memiliki kecepatan tempuh berbeda ketika memasuki suatu zat.
Cahaya yang kecepatannya rendah di dalam kaca akan dibelokkan lebih tajam ketika pindah dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatannya berlainan. Tak mengherankan jika komponen yang membentuk cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya ketika melewati kaca. Pada prisma, cahaya akan dibelokkan dua kali, ketika masuk dan keluar, sehingga penyebaran cahaya terjadi.
Untuk lebih mengetahui mengenai pembiasan cahaya maka dilakukannya sebuah praktikum percobaan prisma.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menentukan besar sudut deviasi prisma dan indeks bias?
2. Bagaimana perbandingan sudut bias dengan sudut deviasi?
C. Tujuan
1. Menentukan besar sudut deviasi prisma melalui pengamatan dan pengukuran
2. Menentukan indeks bias bahan prisma
BAB II
LANDASAN TEORI
Hari : Sabtu
Tanggal : 14 Agustus 2010
Waktu : 12.30
Pembiasan cahaya adalah pembelokan cahaya ketika berkas cahaya melewati bidang batas dua medium yang berbeda indeks biasnya. Indeks bias mutlak suatu bahan adalah perbandingan kecepatan cahaya di ruang hampa dengan kecepatan cahaya di bahan tersebut. Indeks bias relatif merupakan perbandingan indeks bias dua medium berbeda. Indeks bias relatif medium kedua terhadap medium pertama adalah perbandingan indeks bias antara medium kedua dengan indeks bias medium pertama. Pembiasan cahaya menyebabkan kedalaman semu dan pemantulan sempurna.
1. Persamaan indeks bias mutlak
2. Hukum Pembiasan Cahaya
Lensa adalah peralatan sangat penting dalam kehidupan manusia. Mikroskop menggunakan susunan lensa untuk melihat jasad-jasad renik yang tak terlihat oleh mata telanjang. Kamera menggunakan susunan lensa agar dapat merekam obyek dalam film. Teleskop juga memanfaatkan lensa untuk melihat bintang-bintang yang jaraknya jutaan tahun cahaya dari bumi.
Kuat lensa berkaitan dengan sifat konvergen (mengumpulkan berkas sinar) dan divergen (menyebarkan sinar) suatu lensa. Untuk Lensa positif, semakin kecil jarak fokus, semakin kuat kemampuan lensa itu untuk mengumpulkan berkas sinar. Untuk Lensa negatif, semakin kecil jarak fokus semakin kuat kemampuan lensa itu untuk menyebarkan berkas sinar. Oleh karenanya kuat lensa didefinisikan sebagai kebalikan dari jarak fokus.
Pembentukan Bayangan Pada Lensa
Lensa Gabungan
BAB III
METODE PERCOBAAN
A. Alat dan Bahan
- Prisma siku – siku
- Jarum pentul
- Mistar
- Busur derajat
- Kertas putih (HVS)
B. Langkah Kerja
1. Membuat garis silang ditengah – tengah kertas putih (HVS) sumbu x dan y, letakan prisma siku – siku dengan posisi seperti gambar.
2. Membuat garis – garis bersudut 200,250,…,600 dengan sumbu x, dan disebut dengan sudut datang (i) tancapkan 2 jarum dititik A dan B, dengan melihat dari sisi prisma yang lain tancapkan jarum C dan D sedemikian sehingga bila dilihat keempat jarum A,B,C dan D tampak satu garis (berimpit)
3. Mengangkat prisma, hubungkan garis C – D hingga memotong garis perpanjangan AB, dengan busur derajat ukurlah sudut deviasi (sudut yang dibentuk antara perpanjangan garis AB / sinar datang dengan perpanjangan garis C-D/ sinar bias terakhir)
4. Mengukur pula besar sudut bias terakhir (r’) yakni sudut antara garis C –Ddengan garis yang tegak lurus sisi miring prisma melalui titik P
5. Mengulangi percobaan diatas untuk sudut – sudut yang lain yaitu sudut 200 sampai dengan 600.
6. Mencatat hasil percobaan ke dalam table data pengamatan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan
Ø Tabel
Sudut datang (i) | Sudut bias terakhir (r’) | Sudut deviasi (δ) |
200 | 550 | 300 |
250 | 490 | 290 |
300 | 430 | 280 |
350 | 350 | 250 |
400 | 320 | 270 |
450 | 280 | 280 |
500 | 240 | 290 |
550 | 200 | 300 |
600 | 160 | 310 |
Ø Grafik
B. Analisis Data
Ø Menghitung sudut deviasi (δ)
1. δ = 200 + 550 – 450
750 – 450
300
2. δ = 250 + 490 – 450
740 – 450
290
3. δ = 300 + 430 – 450
730 – 450
280
4. δ = 350 + 350 – 450
700 – 450
250
5. δ = 400 + 320 – 450
750 – 450
300
6. δ = 450 + 280 – 450
730 – 450
280
7. δ = 500 + 240 – 450
740 – 450
290
8. δ = 550 + 200 – 450
750 – 450
300
9. δ = 600 + 160 – 450
760 – 450
310
Ø Menentukan nilai indeks bias(n)
1. n = sin i
sin r
= 200 = 0,34
550 0,82
= 0,41
2. n = sin i
sin r
= 250 = 0,42
490 0,75
= 0,56
3. n = sin i
sin r
= 300 = 0,5
430 0,68
= 0,73
4. n = sin i
sin r
= 350 = 0,57
350 0,57
= 1
5. n = sin i
sin r
= 400 = 0,64
320 0,52
= 1,23
6. n = sin i
sin r
= 450 = 0,70
280 0,46
= 1,52
7. n = sin i
sin r
= 500 = 0,76
240 0,40
= 1,9
8. n = sin i
sin r
= 550 = 0,81
200 0,34
= 2,38
9. n = sin i
sin r
= 600 = 0,86 = 3,18
160 0,27
BAB V
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktikum prisma untuk menemukan sudut deviasi(r’) dan sudut bias(δ), dapat kita simpulkan bahwa,
1. Sudut bias mengalami penurunan sudut dengan sudut datang berturut – turut 20,25,…60.
2. Semakin besar sudut datang, semakin kecil sudut bias terakhirnya (r’)
3. Untuk memastikan perhitungan kebenaran sudut deviasi maka menggunakan rumus δ = i + r – β
4. Hasil pengamatan pada sudut deviasi (δ) mengalami penurunan dari sudut 200 hingga sudut 350 dan mulain naik pada sudut 400 sampai 600U
5. Untuk menghitung nilai indeks bias menggunakan rumus n = sin i
sin r
Daftar Pustaka
0 komentar:
Posting Komentar